Senin, 13 Desember 2010

jamur


FUNGI (JAMUR)








FUNGI (JAMUR)

A.      PENDAHULUAN
       Jamur (fungi) banyak kita temukan di lingkungan sekitar kita. Jamur tumbuh subur terutama di musim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembap. Akan tetapi, jamur juga dapat ditemukan hamper di semua tempat dimana ada materi organik. Jika lingkungan di sekitarnya mengering, jamur akan menjalani tahapan istirahat atau menghasilkan spora. Cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang jamur disebut mikologi.
       Perbedaan jamur dengan tumbuhan tinggi (kingdom plantae) antara lain tubuh jamur berupa talus (tubuh sederhana yang tidak mempunyai akar, batang dan daun) sedangkan tumbuhan sudah mempunyai akar, batang dan daun. Selain itu, jamur tidak berklorofil sehingga tidak membutuhkan cahaya matahari untuk menghasilkan makanan. Jamur bersifat heterotrof saprofit atau heterotrof parasit. Sedangkan tumbuhan memiliki klorofil sehingga bersifat fotoautotrof, yaitu mampu membuat makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari. Jamur memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.        Merupakan organisme eukariota yang menghasilkan spora
2.        Dinding selnya tidak mengandung selulosa, melainkan karbohidrat kompleks (termasuk kitin)
3.        Tidak memiliki flagella dalam daur hidupnya
       Beberapa ahli mikologi membagi jamur menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya, yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast).
       Kebanyakan jamur termasuk dalam kelompok kapang. Tubuh vegetatif kapang berbentuk filamen panjang bercabang seperti benang, disebut hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Hifa-hifa membentuk jarring-jaring benang kusut, disebut miselium. Beberapa hifa bersifat senositik, artinya hifa-hifa tidak terpisah dlam ruang-ruang atau sel-sel melainkan membentuk sebuah sel raksasa berinti banyak. Jenis hifa lain ada yang terpisah dalam ruang-ruang oleh septa (dinding). Setiap sel dapat mengandunglebih dari satu inti sel.
       Jamur dalam kelompok khamir bersifat uniseluler (berinti satu), bentunya oval atau bulat. Khamir ditemukan hampir di semua tempat, seperti di tanah, daun, buah serta pada tubuh manusia. Khamir juga penting dalam pembuatan roti dan makanan fermentasi.
a.        Reproduksi Jamur
       Sebagian besar jamur bereproduksi dengan spora mikroskopik, yaitu sel reproduktif yang tidak motil. Spora biasanya dihasilkan oleh hifa aerial yang terspesialisasi. Hifa aerial pada beberapa jamur membentuk struktur komplek yang disebut badan buah (fruiting body). Spora dihasilkan dalam badan buah. Ada tiga bentuk struktur reproduktif pada jamur, yaitu gametangium, sporangium dan konidiofor. Gametangium adalah struktur tempat pembentukan gamet. Sporangium adalah struktur tempat dibentuknya spora. Konidiofor adalah hifa terspesialisasi yang menghasilkan spora aseksual yang disebut konidia.
b.        Chytridiomycota
       Para ahli sistematika mengalami kemajuan pesat dalam memilah hubungan filogenetik antara fungi dan eukariota lain. Salah satu penghubung antara jamur dan Protista diduga adalah kelompok organisme yang disebut khitrid (Chytridiomycota), yang memberi petunjuk mengenai asal usul jamur. Chytridiomycota memiliki sifat antara lain merupakn orgnisme akuatik, saproba, atau atau parasit pada Protista, tumbuhan atau invertebrata akuatik. Karena membentuk spora berflagela (zoospora), khitrid dimasukkan ke dalam Protista. Tetapi, belakangan ini ahli sistematika molekuler menemukan bukti kuat untuk menggabungkan khitrid dengan jamur. Ciri-ciri utamanya adalah mengabsorpsi nutrisi dinding sel dari zat kitin, sebagian membentuk hifa senositik, meskipun ada juga yang uniseluler. Dari bukti molekuler, khitrid adalah jamur paling primitif yang merupakan garis awal dalam perkembangan evolusi (filogenik) jamur (Campbell et al. 2005; Solomon et al. 2005).

B.       KLASIFIKASI JAMUR
       Jamur diklasifikasikan berdasarkan struktur tubuh dan cara reproduksinya menjadi empat divisi, yaitu Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota dan Deuteromycota.
a.        Zygomycota
       Jamur ini dinamakan Zygomycota karena membentuk spora istirahat berdinding tebal yang disebut zigospora. Zigospora merupakan hasil peleburan menyeluruh antara dua gametangium yang sama atau berbeda.
       Zygomycota berhabitat di darat, di tanah atau pada sisa organisme yang mati. Zygomycota merupakan kelompok utama yang penting untuk membentuk mikoriza (simbiosis jamur dengan akar tanaman). Anggota Zygomycota terutama adalah jamur yang hidup sebagai saprofit.
1.        Struktur Tubuh
       Zygomycota memiliki miselium yang bercabang banyak dan tidak bersekat-sekat. Hifanya bersifat senositik. Septa ditemukan hanya pada saat sel bereproduksi. Salah satu contoh Zygomycota yang penting adalah Rhizopus stolonifer. Jamur ini biasanya tumbuh pada roti dan makanan lain. Miselium pada Rhizopus mempunyai tiga tipe hifa, yaitu:
1)        Stolon, hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat (misalnya roti).
2)        Rizoid, hifa yang menembus substrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk menyerap makanan.
3)        Sporangiofor, hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki sporangium globuler di ujungnya.
2.        Cara Reproduksi
       Zygomycota dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual adalah dengan spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium, sedangkan reproduksi seksualnya dengan konjugasi.
       Reproduksi seksual Rhizopus adalah sebagai berikut. Cabang pendek Rhizopus yang berjenis positif dan cabang pendek Rhizopus dari individu lain yang berjenis negatif bertemu pada ujungnya. Setelah bertemu akan terbentuk sekat dinding di bawah ujung cabang hifa. Gamet dari kedua Rhizopus kemudian bertemu dan melebur membentuk zigot. Zigot akan berkembang menjadi zigospora. Zigospora mempunyai dinding pelindung yang tebal disebut zigosporangium kemudian zigospora memasuki periode dormansi (tidak melakukan metabolisme). Dormansi biasanya berlangsung selama 1 sampai 3 bulan. Setelah periode dormansi, zigospora berkecambah. Saat berkecambah, inti zigospora melakukan meiosis, kemudian hifa haploid pendek akan tumbuh. Hifa haploid segera membentuk sporangium yang akan memproduksi spora aseksual. Setelah dibebaskan dari sporangium, spora aseksual akan membentuk miselium baru.
3.        Peranan
       Beberapa spesies Zygomycota bermanfaat dalam pembuatan makanan, misalnya Rhizopus oryzae untuk membuat tempe dan Mucor javanicus terdapat dalam ragi tempe.


 
b.        Ascomycota
       Ascomycota bercirikan talus yang terdiri dari miselium bersekat. Reproduksi seksual membentuk askospora di dalam askus. Ada yang hidup sebagai saproba dan ada yang hidup sebagai parasit, yang menimbulkan banyak macam penyakit pada tumbuh-tumbuhan. Pada reproduksi aseksualnya dihasilkan spora konidium yang terbentuk pada ujung hifa khusus yang disebut konidiofor. Kecuali pada beberapa kelompok kecil, pada umumnya askus dibentuk di dalam tubuh buah yang disebut askokarp atau askoma. Bentuk askusnya ada bermacam-macam antara lain sebagi berikut:
1.        Askus tanpa askokarp
2.        Askus yang askokarpnya berbentuk seperti mangkok disebut apotesium
3.        Askus yang askokarpnya berbentuk bola tanpa ostiulum disebut klestotesium
4.        Askus yang askokarpnya berbentuk botol dengan leher dan memiliki ostiolum disebut peritesium
Adanya macam-macam askus tersebut digunakan sebagai dasar klasifikasi tingkat kelas. Tiga kelas itu antara lain adalah Hemiascomycetes, Plectomycetes dan Pyrenomycetes.
a)        Hemiascomycetes
Kelompok jamur ini tidak membentuk askokarp dan tidak memiliki hifa. Tubuhnya terdiri dari sel bulat atau oval yang dapat bertunas atau berkuncup sehingga terbentuk rantai sel atau hifa semu.
Pada reproduksi aseksual, dinding sel menonjol keluar membentuk tunas kecil. Dengan membesarnya tonjolan ini, sitoplasma dari sel induk mengalir  ke dalamnya, lalu menyempit pada bagian dasarnya. Nukleus di dalam sel induk membelah secara mitosis dan satu inti anak bergerak ke dalam sel tunas tadi. Sel anak dapat memisahkan diri atau tetap melekat sambil melangsungkan pertunasan lebih lanjut bersama-sama sel induknya, dengan demikian terbentuklah koloni.
Perkembangbiakan seksual terjadi jika keadaan lingkungan tidak sesuai untuk bereproduksi secara aseksual. Sel khamir dapat berfungsi sebagai askus. Nukleusnya yang diploid dapat melangsungkan pembelahan meiosis sehingga terbentuk sel haploid (n). Lalu, dinding sel melindungi inti-inti itu bersama sitoplasma yang berasal dari sel induk dan pada akhirnya terdapat 4 askospora haploid. Salah satu contoh dari kelas Hemiascomycetes adalah khamir dari spesies Saccharomyces (ragi).
Saccharomyces merupakan jamur bersel satu. Jamur ini hidup secara saprofit, banyak dimanfaatkan untuk pembuatan tapai, alkohol, roti, kue mangkuk atau bir. Orang menamakannya ragi (ragi roti, ragi tapai) atau khamir. Di alam, jamur ini banyak terdapat di kulit buah-buahan.
Selnya berbentuk bulat atau oval, tidak memiliki hifa dan tubuh buah. Reproduksi aseksualnya dengan membentuk kuncup. Dari sel induk muncul kuncup atau tunas yang semakin membesar dan akhirnya melepaskan diri dari sel induk. Kadang-kadang, kuncup itu tidak terlepas sehingga terbentuk rantai.
Jika kondisi lingkungan tidak menguntungkan, sel ragi yang haploid (n- kromosom) bersatu dengan sel ragi lain yang juga haploid, menghasilkan zigot yang intinya diploid (2n kromosom). Zigot tersebut membesar membentuk askus. Intinya mengalami pembelahan secara meiosis, menghasilkan 8 buah inti yang haploid (n kromosom). Inti ini tumbuh menjadi 8 spora yang haploid. Inilah spora askus yang masing-masing dapat tumbuh menjadi sel yang baru.
Contoh ragi yang terkenal adalah Saccharomyces cerevisiae yang digunakan untuk mengembangkan adonan roti. Ragi ini dapat mengubah gula menjadi alkohol dan karbon dioksida. Karbon dioksida yang terbentuk itulah yang mengakibatkan adonan kue mengembang.
Jika kalian menyimpan air tapai di dalam botol tertutup dan dibiarkan terus hingga seminggu, botol akan meledak karena tekanan dari karbon dioksida yang dihasilkannya. Air nira juga banyak mengandung Saccharomyces. Jika dibiarkan terus hingga berminggu-minggu, air nira yang mula-mula berbau alkohol, akan berubah menjadi air cuka yang berasa masam. Ini disebabkan karena alkohol yang terbentuk diubah menjadi asam cuka oleh bakteti asam cuka. Reaksi penguraian glukosa menjadi alkohol oleh Saccharomyces adalah sebagai berikut:
       C2H12O6              à  2C2H5OH     +             2CO2            +     energi
(gula atau glukosa)               (alkohol)            (karbon dioksida)    
Beberapa jenis Saccharomyces antara lain sebagai berikut:
1)      Saccharomyces cerevisiae, disebut khamir roti atau khamir bir, juga disebut khamir raja, yang berguna dalam pembuatan roti dan alkohol.
2)      Saccharomyces tuac, mengubah air nira (legen) menjadi tuak.
3)      Saccharomyces ellipsoideus, untuk memfermentasikan buah anggur menjadi anggur minuman.
Tidak semua ragi bermanfaat bagi manusia. Beberapa spesies dapat menimbulkan penyakit bagi manusia. Contohnya Candida albicans, penyebab penyakit sariawan, penyakit mulut dan kerongkongan, serta menyebabkan keputihan.     
b)        Plectomycetes
Adalah takson kelas dalam Ascomycota yang bercirikan adanya askokarp berbentuk bola yang disebut kleistosium. Kelompok ini ada yang hidup sebagai saproba, parasit atau hiperparasit.
Jamur yang termasuk kelas Plectomycetes diantaranya adalah Aspergillus dan Penicillium. Kedua jamur ini bereproduksi aseksual dengan pembentukan konidium dalam rantai pada konidiofor tegak. Reproduksi seksualnya dengan spora yang dibentuk di dalam askus. Askus-askus tersebut berkumpul dalam askokarp.
1.        Aspergillus
Aspergillus hidup sebagai saproba pada bermacam-macam benda organik (seperti pada roti, daging yang sudah diolah, butiran padi-padian dan kacang-kacangan). Koloninya berwarna abu-abu, hitam, kuning atau coklat. Aspergillus hidup subur pada lingkungan yang lembap kurang cahaya matahari. Jenis-jenis Aspergillus antara lain:
1)        Aspergillus fumigatusi, bersifat parasit yang menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan unggas.
2)        Aspergillus flavus, penghasil aflatoksin yang diduga sebagai penyebab penyakit kanker hati, banyak terdapat pada kacang tanah (yang sudah tengik) dan makanan yang dibuat darinya.
3)        Aspergillus oryzae, merombak zat pati dalam pembuatan minuman beralkohol.
4)        Aspergillus nidulans, parasit pada telinga menyebabkan automikosis.
5)        Aspergillus sojae, untuk pembuatan kecap.
2.        Penicillium
Kapang ini bersel banyak dan mempunyai miselium bersekat-sekat. Pada Penicillium, ujung konidiofornya tidak melebar, melainkan bercabang-cabang dengan deretan konidium pada cabang-cabang tadi.
Penicillium banyak terdapat pada bahan-bahan organik dan bersifat saprofit. Jenis-jenis Penicillium antara lain:
1)      Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum, penghasil zat antibiotik (penisilin), ditemukan tahun 1929 oleh Alexander Flemming.
2)      Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti, dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas keju.
3)      Penicillium italicum dan Penicillium digitatum, perusak buah jeruk, masing-masing dinamai juga kapang biru dan kapang hijau.
4)      Penicillium expansum, menyebabkan buah apel membusuk di tempat penyimpanan.
5)      Penicillium islandicum, merusak beras sehingga berubah menjadi berwarna kuning sehingga disebut “yellow rice”.   
c)        Pyrenomycetes
Ciri khas yang dimiliki ialah askoma berbentuk khusus yang dilengkapi dengan ostiolum (lubang untuk melepas askus dan askospora). Tubuh buah seperti itu disebut peritesium, yang dapat berwarna cerah atau gelap.
Contoh kelas Pyrenomycetes yang menarik adalah Neurosora sitophila yang banyak digunakan di Indonesia untuk membuat oncom merah dari ampas tahu atau bungkil kacang tanah. Neurospora dapat tumbuh subur pada tongkol jagung yang telah direbus dan diambil bijinya (Campbell et al. 2003; Purves et al. 2004; Solomon et al. 2005).
Neurospora memiliki konidia berwarna oranye. Jamur ini banyak digunakan untuk membuat oncom. Kayu bekas terbakar sering ditumbuhi jamur ini pada musim penghujan. Dengan mikroskop, konidia jamur ini berderet-deret membentuk rangkaian seperti kalung.
    
c.         Basidiomycota
       Basidiomycota mencakup sebagian besar spesies makroskopis dan amat mencolok. Jamur ini sering dijumpai di lapangan dan di hutan-hutan.
1.        Struktur Tubuh
Ciri utamanya ialah hifa bersepta dengan sambungan apit (clamp connection), spora seksualnya terbentuk pada basidium yang berbentuk gada.
Tubuh cendawan Basidiomycota mencakup terstruktur seperti batang dan tudung yang sering disebut basidiokarp. Jamur ini memiliki struktur yang disebut basidium yang menghasilkan spora. Fungsi basidium sama dengan askus pada Ascomycota. Pada bagian ujung basidium akan tumbuh empat basidiospora. Basidiomycota terdiri dari beberapa kelas, satu diantaranya ialah Hymenomycetes, ordo Agaricales, famili Agaricaceae, yang mencakup jamur-jamur berlamela atau memiliki keeping lipatan berupa bilah-bilah.
Ciri-ciri jamur ini antara lain berdaging, bersifat saproba, tubuh buah seperti payung. Pada beberapa spesies tangkainya asimetris, pendek bahkan tidak bertangkai. Basidiospora terdapat di permukaan lamela atau bilah yang terbentuk di bagian bawah tudungnya. Contoh terkenal dari Agaricaceae ini adalah Volvariella volvacea (jamur padi, jamur dami).      
2.        Cara Reproduksi
Cara reproduksi Basidiomycota dimulai dari pertumbuhan spora basidium atau pertumbuhan konidium. Spora basidium atau konidium akan tumbuh menjadi benang hifa yang bersekat dengan satu inti, kemudian hifa membentuk miselium. Hifa dari dua jenis yang berbeda (+ dan -) ujungnya bersinggungan dan dinding selnya larut. Inti sel dari salah satu sel pindah ke sel yang lain, terjadilah sel dikariotik. Dari sel dikariotik akan tumbuh hifa dan miselium dikariotik, miselium dikariotik akn tumbuh menjadi tubuh buah dengan bentuk tertentu misalnya seperti payung.
3.        Peranan
Basidiomycota  mencakup kurang lebih 1.500 spesies. Beberapa contohnya yang berperan dalam kehidupan manusia antara lain sebagai berikut:
1)        Lentinus edodes dan shitake. Di Cina dan Jepang, jamur ini diproduksi secara besar-besaran untuk dikonsumsi.
2)        Pleurotes, jamur kayu yang hidup pada kayu atau substrat yang mengandung banyak lignin dan selulosa. Jamur ini enak dimakan.
3)        Auricularia polytricha (jamur kuping), tumbuh pada kayu-kayu yang lapuk, berwarna kecokelatan, berbentuk menyerupai daun telinga. Jamur ini enak dimakan.
4)        Ganoderma aplanatum, Polyporus giganteus, tubuh buahnya berbentuk setengah lingkaran menyerupai kipas, digunakan untuk obat-obatan atau ganoterapi.
5)        Amanita muscaria, hidup pada kotoran ternak, menghasilkan toksin muskarin yang dapat membunuh lalat.
6)        Puccinia graminis, hidup sebagai parasit pada tanaman rumput-rumputan (Gramineae), menyebabkan bercal-bercak pada daun seperti karat, sering juga disebut jamur karat. (Campbell et al. 2005; Solomon et al. 2005).



d.        Deuteromycota
       Divisi ini disebut juga ‘fungi imperfecti’ atau jamur tidak sempurna. Divisi ini seolah dibuat untuk mengelompokkan semua jamur yang tidak termasuk ke dalam divisi lainnya. Ciri utama dari divisi ini adalah belum diketahuinya reproduksi seksual selama siklus hidupnya. Jamur Deuteromycota hanya ditemukan di daratan. Sebagian besar anggota divisi ini kemungkinan berkerabat dengan Ascomycota karena adanya pembentukan konidia. Sisanya kemungkinan adalah Zygomycota dan Basidiomycota yang tidak melakukan reproduksi seksual. Jika studi lebih lanjut pada suatu spesies Deuteromycota menunjukan adanya reproduksi seksual, maka spesies itu akan dikeluarkan dari divisi ini.
1.        Cara Reproduksi
Jamur ini bereproduksi secara aseksual dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan hifa khusus yang disebut konidiofor. Kemungkinan jamur ini merupakan suatu peralihan jamur yang tergolong Ascomycota ke Basidiomycota tetapi tidak diketahui hubungannya.
2.        Peranan
Jamur ini bersifat saprofit di banyak jenis materi organik, sebagai parasit pada tanaman tingkat dan perusak tanaman budidaya serta tanaman hias. Jamur ini juga menimbulkan penyakit kulit pada manusia, yaitu dermatomikosis, misalnya penyakit kurap disebabkan oleh Microsporum, Trichophyton dan Epidermophyton. Panu disebabkan oleh Tinea versicolor dan penyakit kaki atlet ditimbulkan oleh Epidermophyton floocosum.
Contoh klasik dari jamur ini di Indonesia adalah Monilia sitophyla, yaitu jamur oncom. Jamur ini umumnya digunakan untuk pembuatan oncom dari bungkil kacang. Monilia dapat tumbuh juga pada roti, sisa-sisa makanan, tongkol jagung, pada tonggak-tonggak, atau rumput-rumput sisa terbakar. Konidiumnya sangat banyak dan berwarna jingga.
Fase pembiakan secara vegetatif pada Monilia sp. ditemukan oleh Dodge (1927) dari Amerika serikat, sedangkan fase generatifnya ditemukan oleh Dwidjoseputro (1961). Setelah diketahui fase generatifnya, jamur ini dimasukkan ke dalam golongan Ascomycetes dan diganti namanya menjadi Neurosora sitophila atau Neurosora crassa.
Contoh lain jamur yang tidak diketahui alat reproduksi seksualnya antara lain Chladosporium, Curvularia, Gleosporium dan Diploria. Untuk memberantas jamur ini digunakan fungisida, misalnya Lokanol Dithane M-45 dan Copper Sandoz. (Campbell et al. 2005; Purves et al. 2004).
C.      LUMUT KERAK
       Lumut kerak biasanya dianggap sebagai kelompok khusus, walaupun pada dasarnya merupakan asosiasi simbiosis yang swasembada antara jamur mikobion dan alga fikobion.
       Menurut Geoffrey Ainsworth, tercatat sebanyak 18.000 spesies lumut kerak  yang tersebar luas di berbagai habitat. Bentuk kehidupan dan perilakunya sangat khas dan jauh berbeda dengan komponen masing-masing (jamur dan alga). Lumut kerak tumbuh pada batang pohon, kayu busuk, bebatuan dan di atas tanah. Lumut kerak dapat bertahan dalam keadaan panas, dingin dan kering luar biasa. Oleh karena itu, lumut kerak dianggap sebagai vegetasi perintis (pioneer).
Mikobion biasanya Ascomycota dan fikobionnya alga hijau (Chlorophyta) atau alga hijau-biru (Cyanobacteria), baik yang uniseluler maupun yang berfilamen. Sebagian besar lumut kerak terdiri dari hifa jamur yang terjalin rapat.
       Hifa khusus, yaitu rizoid dari jamur, berfungsi sebagai pelekat pada batu, kayu atau tanah. Talusnya seperti spora dan menyerap air. Pada simbiosis ini alga memperoleh air dan unsur esensial dari jamur dan sebaliknya alga memberikan makanan hasil fotosintesis kepada jamur. Kehidupan bersama yang saling menguntungkan ini disebut simbiosis mutualisme.
a.        Reproduksi Lumut Kerak
       Reproduksi lumut kerak dilakukan dengan fragmentasi atau dengan soredium. Soredium terdiri dari satu atau beberapa sel alga yang terbungkus rapat oleh hifa jamur. Jika soredium terlepas dan terbawa angin atau air ke tempat lain akan tumbuh menjadi lumut kerak baru. Beberapa lumut kerak juga menghasilkan askospora, yang terbentuk di apotesium.
       Massa halus pada permukaan alga dan jamur masing-masing dapat menjadi individu baru. Terjadinya simbiosis ini sebenarnya secara kebetulan saja. Jika jamur tidak berjumpa alga, kedua organisme itu tetap dapat hidup sendiri-sendiri.
b.        Tipe-tipe Lumut Kerak
       Menurut bentuknya lumut kerak dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
1.        Krustosa (seperti kerak), misalnya Graphis, tampilannya seperti coret-coret kecil yang panjang di pepohonan.
2.        Foliosa (seperti daun), misalnya Umbellicaria dan Parmelia yang tumbuh pada bebatuan.
3.        Frutikosa (seperti semak), misalnya Usnea longisima, disebut janggut resi, yang panjangnya dapat mencapai beberapa meter. Genus Cladonia dapat menutupi luas di kutub Utara dan kawasan subarktik.
c.         Manfaat Lumut Kerak
       Lumut kerak memiliki beberapa manfaat bagi kehidupan manusia, antara lain:
·           sebagai makanan bagi hewan.
·           dapat dibuat obat.
·           dapat digunakan sebagai penambah rasa dan aroma.
·           sebagai bahan pewarna dan penyamak.
·           digunakan dalam industri parfum.
·           pigmen yang dihasilkan dapat dibuat kertas lakmus celup atau indikator pH yang digunakan dalam laboratorium kimia.
·           pada daerah berbatu-batu, lumut kerak memulai pembentukan tanah dengan melapukan permukaan batuan dan menambahkan kandungan zat-zat yang dimilikinya.
·           dapat digunakan sebagai indikator pencemaran udara.
       
D.      MIKORIZA
       Mikoriza adalah simbiosis antara hifa jamur dengan akar suatu tanaman. Jamur tersebut biasanya dari golongan Zygomycota, Ascomycota atau Basidiomycota. Ada dua tipe mikoriza, yaitu ektomikoriza dan endomikoriza.
1.        Ektomikoriza
       Ektomikoriza, yaitu jika hifa jamur hanya hidup di daerah permukaan sel akar, yakni pada jaringan epidermis. Jamur ini tubuh buahnya seperti payung, bola atau bulat, hifanya hanya menembus epidermis akar dan tidak sampai menembus korteks. Jamur ektomikoriza tidak dapat tumbuh dan bereproduksi tanpa bersimbiosis dengan akar tumbuhan inangnya. Dari tumbuhan inangnya, jamur memperoleh bahan makanan seperti gula, vitamin, asam amino dan makanan lainnya, sedangkan tumbuhan inangnya mendapatkan air dan unsur-unsur dari tanah lebih banyak. Jamur ektomikoriza yang bersimbiosis dengan tanaman Pinus bentuknya seperti payung.  
2.        Endomikoriza
       Endomikoriza, yaitu hifa jamur menembus dinding sel akar hingga masuk ke jaringan korteks. Jamur ini bersimbiosis pada akar yang hifanya menembus sampai pada sel-sel korteks. Terdapat pada akar tanaman anggrek, kol, bit dan berbagai pohon. Endomikoriza dapat hidup tanpa bersimbiosis dan terdapat pada berbagai jenis pohon, di tanah dan tidak memiliki inang khusus (Purves et al. 2004; Solomon et al. 2005).
EVALUASI
Jawablah pertanyaan berikut ini!!!!!

1.      Apakah perbedaan antara jamur saprofit dan parasit?
2.      Jelaskan ciri-ciri jamur?
3.      Habitat bagaimanakah yang cocok untuk pertumbuhan optimal jamur?
4.      Bagaimana jamur mencerna makanannya?
5.      Apakah perbedaan antara sporangiofor dan konidiofor?
6.      Apakah perbedaan antara askus dan basidium?
7.      Jelaskan terbentuknya askospora?
8.      Jelaskan perbedaan antara Zygomycota, Ascomycota dan Basidiomycota?
9.      Jelaskan perkembangbiakan jamur Zygomycota?
10.  Bagaimana proses bekerjanya Saccharomyces dalam pembuatan tape?
11.  Mengapa kita sering menjumpai tape yang rasanya masam?
12.  Sebutkan perbedaan miselium primer dan miselium sekunder?
13.  Tuliskan jamur yang bermanfaat bagi manusia?
14.  Jelaskan perbedaan antara endomikoriza dengan ektomikoriza?
15.  Bagaimana cara reproduksi aseksual pada lumut kerak?
16.  Tuliskan siklus hidup Rhizopus stolonifer?
17.  Gambarkan struktur tubuh vegetatif jamur tempe dan beri nama bagian-bagiannya?
18.  Bagaimana jamur roti mendapat makanannya?
19.  Pada bagian apakah struktur vegetatif Mucor berbeda dengan Rhizopus oryzae?
20.  Gambarkan perkembangbiakan generatif pada Rhizopus?








DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, D.A. 2007. Biologi SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga
Syamsuri, Istamar. 2007. Biologi SMA Kelas X Semester 1. Jakarta : Erlangga
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, dan Pteridhophyta). Yogyakarta : Gajah Mada Universitas Press


      

1 komentar: