Kamis, 23 Desember 2010

Kesehatan Reproduksi Remaja

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

A. Pengertian Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi.
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau Suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.

B. Tumbuh Kembang Remaja
Pertumbuhan dan perkembangan remaja dibedakan menjadi beberapa fase yaitu : Masa remaja awal, 10 – 13 tahun, Masa remaja tengah, 14 – 16 tahun dan Masa remaja akhir, 17 – 19 tahun.
Pertumbuhan pada remaja ditandai dengan perubahan-perubahan pada fisik maupun psikis. Pada remaja putri biasanya perubahan fisik ditandai dengan Mulai menstruasi, Payudara dan pantat membesar, Indung telur membesar, Kulit dan rambut berminyak dan tumbuh jerawat, Vagina mengeluarkan cairan, Mulai tumbuh bulu di ketiak dan sekitar vagina dan Tubuh bertambah tinggi. Dan sedangkan pada remaja putra perubahan ditandai dengan Terjadinya perubahan suara mejadi besar, Tumbuh bulu disekitar ketiak dan alat kelamin, Tumbuh kumis, Mengalami mimpi basah, Tumbuh jakun, Pundak dan dada bertambah besar dan bidang, dan Penis dan buah zakar membesar.
Perubahan psikis juga terjadi baik pada remaja perempuan maupun remaja laki-laki, mengalami perubahan emosi, pikiran, perasaan, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab, yaitu : Remaja lebih senang berkumpul diluar rumah dengan kelompoknya, Remaja lebih sering membantah atau melanggar aturan orang tua, Remaja ingin menonjolkan diri atau bahkan menutup diri, Dan Remaja kurang mempertimbangkan maupun menjadi sangat tergantung pada kelompoknya. Hal tersebut diatas menyebabkan remaja menjadi lebih mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif dari lingkungan barunya.
Perubahan pada remaja ditandai dengan perubahan-perubahan pada fisik maupun psikis. Pada remaja putri biasanya perubahan fisik ditandai dengan Mulai menstruasi dan pada remaja putra biasanya akan mengalami mimpi basah.
a. Menstruasi
Menstruasi merupakan salah satu tanda seorang remaja putri menginjak remaja. Menstruasi merupakan keluarnya darah dari vagina akibat dari telur yang luruh karena tidak dibuahi.
Bila menstruasi baru mulai periodenya mungkin tidak teratur dan dapat terjadi sebulan dua kali menstruasi kemudian beberapa bulan tidak menstruasi lagi. Hal ini memakan waktu kira-kira 3 tahun sampai menstruasi mempunyai pola yang teratur dan akan berjalan terus secara teratur sampai usia 50 tahun. Bila seorang wanita berhenti menstruasi disebut menopause. Siklus menstruasi meliputi :
1. Indung telur mengeluarkan telur (ovulasi) kurang lebih 14 hari sebelum menstruasi yang akan datang.
2. Telur berada dalam saluran telur, selaput lendir rahim menebal.
3. Telur berada dalam rahim, selaput lendir rahim menebal dan siap menerima hasil pembuahan.
4. Bila tidak ada pembuahan, selaput rahim akan lepas dari dinding rahim dan terjadi perdarahan. Telur akan keluar dari rahim bersama darah.
Panjang siklus menstruasi berbeda-beda setiap perempuan. Ada yang 26 hari, 28 hari, 30 hari, atau bahkan ada yang 40 hari. Lama menstruasi pada umumnya 5 hari, namun kadang-kadang ada yang lebih cepat 2 hari atau bahkan sampai 5 hari. Jumlah seluruh darah yang dikeluarkan biasanya antara 30 – 80 ml. Selama masa haid, yang perlu diperhatikan adalah kebersihan daerah kewanitaan dengan mengganti pembalut sesering mungkin.
b. Mimpi Basah
Ketika seseorang laki-laki memasuki masa pubertas, terjadi pematangan sperma didalam testis. Sperma yang telah diproduksi ini akan dikeluarkan melalui Vas Deferens kemudian berada dalam cairang mani yang diproduksi oleh kelenjar prostat. Air mani yang telah mengandung sperma ini akan keluar yang disebut ejakulasi. Ejakulasi yang tanpa rangsangan yang nyata disebut mimpi basah. Masturbasi adalah memberikan rangsangan pada penis dengan gerakan tangan sendiri sehingga timbul ereksi yang disusul dengan ejakulasi, atau disebut juga onani.
C. Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Pendidikan mengenai kesehatan reproduksi sejak dini mendesak dilakukan untuk memberi ketahanan remaja dalam menghadapi fantasi seksual yang rentan menjadi penyimpangan.
Pendidikan Kesehatan reproduksi berperhatian pada upaya membebaskan individu dari segala kemungkinan gangguan kesehatan karena menggunakan cara-cara pencegahan kehamilan, gangguan kesehatan karena kehamilan. Atau dapat dirinci sebagai berikut : aman dari kehamilan yang tidak dikehendaki, terlindung dari praktik reproduksi yang berbahaya, bebas memilih kontrasepsi yang cocok, memiliki akses informasi, akses terhadap perawatan kehamilan dan pelayanan persalinan yang aman, serta akses terhadap pengobatan dan kemandulan.
Selain itu Pendidikan tentang seks bebas juga sangat penting, karena seks bebas sangatlah berbahaya, baik bagi perempuan maupun pria karena dapat terkena penyakit menular seksual, kehamilan yang tidak diinginkan, sampai terkena HIV/AIDS.
Seks bebas dapat mengakibatkan penyakit kelamin atau penyakit menular seksual (PMS). Penyakit kelaminnya antara lain kencing nanah (Gonorrhoe), raja singa (sifilis),herves genitalis, kandidiasism kutil kelamin dalan lainnya. Selain penyakit jelamin, bahaya seks bebas dapat menimbulkan resiko kehamilan dini yang tak dikehendaki dan berakhir pada aborsi. Cara medis yang dapat dilakukan untuk menghindari seks bebas adalah sering mandi dengan air dingin di musim panas, memperbanyak dengan olahraga, dan menjauhi makanan yang mengadung merica dan rempah-rempat karena mempunyai sifat merangsang, tidak terlalu banyak mengkonsumsi semampunya minuman perangsang saraf seperti kopi dan tidak terlalu banyak mengkonsumsi daging merah dan telur.

D. Masalah Kesehatan Reproduksi
  Masalah remaja (usia >10-1,9 tahun) merupakan masalah yang perlu diperhatikan dalam pembangunan nasional di Indonesia. Masalah remaja terjadi, karena mereka tidak dipersiapkan mengenai pengetahuan tentang aspek yang berhubungan dengan masalah peralihan dari masa anak ke dewasa. Masalah kesehatan remaja mencakup aspek fisik biologis dan mental sosial. Perubahan fisik yang pesat dan perubahan hormonal yang sangat dramatik merupakan pemicu masalah kesehatan remaja yang serius. Pemicu masalah kesehatan remaja ini timbuh karena dorongan motivasi seksual yang menjadikan remaja rawan terhadap penyakit. Masalah kesehatan reproduksi antara lain penyakit atau kelainan pada system reproduksi, masalah pada saat kehamilan dan masalah pada saat persalinan.
1. Penyakit pada system reproduksi
  Penyakit pada sistem reproduksi manusia dapat disebabkan oleh virus ataupun bakteri. Penyakit yang menyerang sistem reproduksi manusia dinamakan juga penyakit kelamin. Pada umumnya, penyakit kelamin ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit tersebut dapat menyerang pria maupun wanita.
• Sifilis
  Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri. Tanda-tanda sifilis, antara lain terjadinya luka pada alat kelamin, rektum, lidah, dan bibir; pembengkakan getah bening pada bagian paha; bercak-bercak di seluruh tubuh; tulang dan sendi terasa nyeri ruam pada tubuh, khususnya tangan dan telapak kaki.
  Tanda-tanda penyakit ini dapat hilang, namun bakteri penyebab penyakit tetap masih di dalam tubuh, setelah beberapa tahun dapat menyerang otak sehingga bisa mengakibatkan kebutaan dan gila. Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan pengobatan dengan penggunaan antibiotik secara cepat.
• Gonore (kencing nanah)
  Gonore (kencing nanah) disebabkan oleh bakteri. Gejala dari gonore, antara lain keluarnya cairan seperti nanah dari saluran kelamin; rasa panas dan sering kencing. Bakteri penyebab penyakit ini dapat menyebar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan rasa nyeri pada persendian dan dapat mengakibatkan kemandulan.
  Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan pengobatan dengan penggunaan antibiotik secara cepat.
• Herpes Genetalis
  Herpes genetalis disebabkan oleh virus. Virus penyebab penyakit herpes genetalis adalah Herpes simpleks. Gejala penyakit herpes genetalis, antara lain timbulnya rasa gatal atau sakit pada daerah kelamin dan adanya luka yang terbuka atau lepuhan berair.
2. Masalah pada saat kehamilan
Kehamilan merupakan akibat utama dari hubungan seksual. Kehamilan dapat terjadi bila dalam berhubungan seksual terjadi pertemuan antara sel telur (ovum) dengan sel sperma. Proses kehamilan dapat diilustrasikan sebagai berikut :
- Sel telur yang keluar dari indung telur pada saat ovulasi akan masuk kedalam sel telur.
- Sperma yang tumpah didalam saluran vagina waktu senggama akan bergerak masuk kedalam rahim dan selanjutnya ke saluran telur.
- Di saluran telur ini, sperma akan bertemu dengan sel telur dan langsung membuahi.
  Tanda-tanda kehamilan :
- Sering mual-mual, muntah dan pusing pada saat bangun tidur (morning sickness) atau sepanjang hari.
- Mengantuk, lemas, letih dan lesu.
- Amenorhea (tidak mengalami haid).
- Nafsu makan menurun, namun pada saat tertentu menghendaki makanan tertentu (nyidam).
- Perubahan fisik seperti payudara membesar dan sering mengeras, daerah sekitar Aerola Mammae (sekitar puting) membesar.
Melahirkan, terutama kelahiran bayi pertama mengandung risiko kesehatan bagi semua wanita. Bagi seorang wanita yang kurang dari usia 17 tahun, yang belum mencapai kematangan fisik, risikonya semakin tinggi. Remaja usia muda, terutama mereka yang belum berusia 15 tahun lebih besar kemungkinanya mengalami kelahiran secara prematur (premature labor), keguguran, kematian bayi atau jabang bayi dalam kandungan, dan kemungkinannya meninggal akibat kehamilan, empat kali lipat daripada wanita yang lebih tua berusia 20 tahun keatas. Macam-macam masalah pada proses kehamilan yaitu:
• Hipertensi
Hipertensi pada kehamilan merupakan salah satu penyebab kematian ibu dan janin. Pada ibu hamil, hipertensi yang sudah ada sebelumnya mungkin tidak dapat terdeteksi pada pertengahan awal kehamilan karena tekanan darah biasanya menurun. Hipertensi dengan tekanan darah >140/90 mmHg sebelum hamil atau sebelum usia kehamilan 20 minggu termasuk dalam kualifikasi hipertensi kronis.
Untuk menurunkan hipertensi kronis maka pilihan obat antihipertensi ditentukan berdasarkan keamanan bagi janin. Terapi sebaiknya dilakukan dengan berkonsultasi dengan dokter karena hipertensi yang tidak diobati mempunyai risiko tinggi.
Ibu hamil yang mengalami hipertensi seharusnya diawasi ketat dan diingatkan agar tidak banyak beraktivitas, tidak minum alkohol atau merokok, dan membatasi asupan garam/natrium sampai 100 mmol/hari. Keadaan bayi yang lahir dari ibu dengan hipertensi berat umumnya sangat buruk, karena risiko meninggal sangat besar.
• Sungsang
Sungsang merupakan posisi janin memanjang dengan kepala di bagian atas rahim dan bokongnya ada di bagian bawah, tergolong sebagai kelainan letak janin. Kondisi ini biasanya sudah terdekteksi saat kehamilan memasuki trimester kedua. Biasanya Anda akan merasakan kandungan terasa penuh di bagian atas dengan gerakan janin terasa lebih banyak di bagian bawah. Posisi sungsang biasanya disebabkan oleh :
1. Bobot janin relatif rendah. Hal ini mengakibatkan janin bebas bergerak. Ketika menginjak usia 28-34 minggu kehamilan, berat janin makin membesar, sehingga tidak bebas lagi bergerak. Pada usia tersebut, umumnya janin sudah menetap pada satu posisi. Kalau posisinya salah, maka disebut sungsang.
2. Rahim yang sangat elastis. Hal ini biasanya terjadi karena ibu telah melahirkan beberapa anak sebelumnya, sehingga rahim sangat elastis dan membuat janin berpeluang besar untuk berputar hingga minggu ke-37 dan seterusnya.
3. Hamil kembar. Adanya lebih dari satu janin dalam rahim menyebabkan terjadinya perebutan tempat. Setiap janin berusaha mencari tempat yang nyaman, sehingga ada kemungkinan bagian tubuh yang lebih besar (yakni bokong janin) berada di bagian bawah rahim.
4. Hidramnion (kembar air). Volume air ketuban yang melebihi normal menyebabkan janin lebih leluasa bergerak walau sudah memasuki trimester ketiga.
5. Hidrosefalus. Besarnya ukuran kepala akibat kelebihan cairan (hidrosefalus) membuat janin mencari tempat yang lebih luas, yakni di bagian atas rahim.
6. Plasenta previa. Plasenta yang menutupi jalan lahir dapat mengurangi luas ruangan dalam rahim. Akibatnya, janin berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni di bagian atas rahim.
7. Panggul sempit. Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi sungsang.
8. Kelainan bawaan. Jika bagian bawah rahim lebih besar daripada bagian atasnya, maka janin cenderung mengubah posisinya menjadi sungsang.
Selain upaya yang dilakukan dokter, maka Andapun bisa mengupayakan sendiri agar janin kembali ke posisi semula.
1. Anda dianjurkan untuk melakukan posisi bersujud (knee chest position), dengan posisi perut seakan-akan menggantung ke bawah. Cara ini harus rutin dilakukan setiap hari sebanyak 2 kali, misalnya pagi dan sore. Masing-masing selama 10 menit. Bila posisi ini dilakukan dengan baik dan teratur, kemungkinan besar bayi yang sungsang dapat kembali ke posisi normal. Kemungkinan janin akan kembali ke posisi normal, berkisar sekitar 92 persen. Dan posisi bersujud ini tidak berbahaya karena secara alamiah memberi ruangan pada bayi untuk berputar kembali ke posisi normal.
2. Usaha lain yang dapat dilakukan oleh dokter adalah mengubah letak janin sungsang menjadi normal dengan cara externalcephalic versin/ECV. Metode ini adalah mengubah posisi janin dari luar tubuh sang ibu. Cara ini dilakukan saat kandungan mulai memasuki usia 34 minggu. Sayangnya, cara ini menimbulkan rasa sakit bahkan kematian janin, akibat kekurangan suplai oksigen ke otaknya.
Posisi janin sungsang tentunya dapat memengaruhi proses persalinan. Proses persalinan yang salah, jelas menimbulkan risiko, seperti janin mengalami pundak patah atau saraf di bagian pundak tertarik (akibat salah posisi saat menarik bagian tangannya ke luar), perdarahan otak (akibat kepalanya terjepit dalam waktu yang lama), patah paha (akibat salah saat menarik paha ke luar), dan lain-lain. Untuk itu biasanya dokter menggunakan partograf, alat untuk memantau kemajuan persalinan. Jika persalinan dinilai berjalan lambat, maka harus segera dilakukan operasi bedah sesar.
• Varises
Varises adalah pembuluh darah balik di bawah kulit atau selaput lendir (mukosa) yang melebar dan berkelok atau melingkar akibat kelainan katup dalam pembuluh darah tersebut. Biasanya varises terjadi pada tangan dan kaki, namun pada beberapa orang dapat terjadi di tempat-tempat lain seperti pada lambung, rektum (usus besar dekat anus), vagina, skrotum, dan vulva (bibir kemaluan). Gatal-gatal atau perubahan warna kulit menjadi kebiruan adalah ciri-ciri varises yang paling mudah dikenali.
Sekitar 20-30% ibu hamil mengalami varises. Umumnya varises terjadi di daerah panggul dan anggota gerak bagian bawah. Hal ini karena pembuluh-pembuluh darah di daerah inilah yang berhubungan erat dengan rahim. Selain itu, kehamilan menyebabkan perempuan mengalami perubahan hormonal, terutama peningkatan hormon progesteron. Nah, perubahan hormonal inilah yang membuat elastisitas dinding pembuluh darah makin bertambah, sehingga dinding pembuluh darah (baik arteri maupun vena) makin lentur. Akibatnya, pembuluh darah jadi tambah besar dan melebar. Pelebaran pembuluh darah ini perlu untuk memenuhi kebutuhan janin, agar aliran darah dan volume darah yang memang makin meningkat pada wanita hamil dapat tersuplai dengan baik, hingga pertumbuhan janin pun berlangsung normal.
• Keguguran
Keguguran atau abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum usianya mencapai 20 minggu atau dimana janin memiliki berat di bawah 500 gram.
Menurut dr. Kanadi Sumapraja Sp.OG., ada dua jenis keguguran yakni yang dikenali dan tidak dikenali. Keguguran yang dikenali terjadi pada wanita yang telah mengetahui dan membuktikan dirinya hamil. Sedangkan keguguran yang tidak dikenali, terjadi pada wanita yang belum mengetahui dirinya hamil. Ini dapat terjadi pada wanita yang menstruasinya datang sedikit terlambat. Bisa jadi, si wanita mengira sekadar menstruasi biasa padahal telah terjadi keguguran.
Penyebab keguguran ada dua yakni kelainan yang berasal dari janin atau ibu sendiri. Bila berasal dari janin, biasanya karena faktor kelainan kromosom (pembawa sifat di dalam inti sel yang diturunkan dari ayah dan ibu kepada anaknya). Ini dapat berupa kelainan bentuk atau jumlahnya yang tak sesuai. Sedangkan kelainan yang berasal dari ibu umumnya diakibatkan karena kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, minum obat-obatan yang dapat membahayakan kandungan, atau terkena pengaruh radiasi serta polusi. Keguguran bisa juga diakibatkan jarena kondisi rahim yang kurang baik atau akibat pengaruh kadar hormonal yang kurang baik pada si ibu. Berikut beberapa hal yang patut diperhatikan, bila telah mengalami keguguran :
1. Beristirahat
2. Lakukan komunikasi dengan pasangan
3. Merencanakan untuk hamil kembali
4. Lakukan pemeriksaan ke dokter Bagi yang merencanakan kehamilan berikut
5. Yang tak kalah penting adalah melakukan wawancara demi mengetahui bila ada kelainan kromosom dari keluarga kedua belah pihak.
6. Memasang alat kontrasepsi Jika Anda tak ingin cepat-cepat hamil lagi, segera pasang alat kontrasepsi.
7. Waspadai demam Bila setelah kuret, ibu demam menggigil, sakit sekitar perut, kram atau sakit punggung, mengalami pendarahan berlebihan atau terdapat pengeluaran cairan dari vagina yang berbau busuk, segeralah kembali ke dokter.

E. Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi
  Kesehatan reproduksi tidak dapat di pisahkan dari kesehatan secara umum. Sehingga upaya untuk mempertahankan kondisi prima dalam hal kesehatan reproduksi harus di dukung oleh prilaku hidup bersih dan sehat. ada 5 cara jitu memelihara kesehatan reproduksi remaja, yaitu :
• Pertama, Dalam pengunaan pakaian dalam sebaiknya gunakan pakaian yang terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat, misal katun atau kaus. Karena bila tidak menyerap akan menimbulkan rasa panas dan lembab, selain itu sangat kondusif untuk pertumbuhan jamur.
• Kedua, Dalam hal pengunaan handuk. Handuk harus selalu di jemur setelah selesai di pakai, Ini dimaksudkan untuk menghindari pertumbuhan jasad renik dan mencegah infeksi. Karena handuk yang basah dapat menyebabkan penularan penyakit kulit dan kelamin.
• Ketiga, Dalam memotong bulu pubis. Alat kelamin pria dan wanita ditumbuhi oleh bulu, untuk memelihara kebersihan dan kerapian sebaiknya bulu di cukur bila terlalu lebat dan panjang, kerena pada remaja putri bulu pubis selalu terpapar urine saat buang air kecil, itu menyebabkn bau busuk.
• Keempat, dalam membersihkan alat kelamin luar. Bersikan vulva setiap selesai buang air. Teknik membersihkan vulva adalah dari depan ke belakang, bersihkan dengan air bila perlu antiseptic.
Bagi remaja pria, glans penis juga harus di bersihkan setiap berkemih, karena lapisan kotoran dapat masuk dan menimbulkan ulserasi pada meatus uretra dan selaput lendir glans pada penis.
• Kelima, Rajin melakukan olahraga. Olahraga dapat menghasilkan endrorpin yaitu opiate alami yang memberikan kebugaran dan mengurangi nyeri saat haid.Tentunya agar tak terjadi risiko risiko yang mengancam kita selalu lah mengaja kebersihan alat reproduksi dan selalu berkonsultasi kepada dokter spesialis.

DAFTAR PUSTAKA

http://drhandri.wordpress.com/2008/05/14/kesehatan-reproduksi-remaja/
http://www.guttmacher.org/pubs/new_world_indo.html
http://www.antaranews.com/berita/1277003430/pendidikan-kesehatan-reproduksi-hindari-penyimpangan-remaja
http://berita.kapanlagi.com/pernik/masalah-kesehatan-reproduksi-remaja-putri-indonesia-masih-terabaikan-zulqkuv.html
http://www.sumeks.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=6771:cara-jitu-menjaga-kesehatan-reproduksi-&catid=39:hidup-sehat&Itemid=90
http://sonora-network.com/index.php?option=com_content&view=article&id=58:kesehatan-reproduksi&catid=52:sesi-kesehatan&Itemid=65
http://www.kesrepro.info/?q=node/547
http://dahlanforum.wordpress.com/2009/10/30/gangguan-sistem-reproduksi/
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/12/25/sebab-sunsang/
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/12/25/varises-vagina-saat-hamil/

Senin, 13 Desember 2010

proposal penelitian



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Bagi bangsa yang ingin maju, pendidikan merupakan sebuah kebutuhan. Kebutuhan pendidikan sama pentingnya dengan kebutuhan-kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh manusia. Bahkan dalam institusi yang terkecil seperti keluarga.
Pendidikan merupakan suatu proses menumbuhkembangkan seluruh kemampuan dan perilaku individu melalui proses pengajaran ( Muhibbin Syah, 2007: 10). Pendidikan adalah proses pembelajaran yang dilakukan dengan sengaja dan terencana. Secara luas pendidikan di Indonesia bertujuan untuk membangun generasi penerus bangsa.
Dalam pendidikan ada yang dinamakan dengan belajar, belajar merupakan suatu proses perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai hasil dari sejumlah pengalaman yang ditempuh ( Dian Sukmara, 2007:59 ). Menurut Muhibbin Syah (2009: 64) bahwa belajar merupakan suatu tahapan perubahan tingkah laku siswa yang relative positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Di sekolah guru dan murid terjadi interaksi timbal balik dalam proses belajar mengajar. Proses belajar merupakan tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, psikomotor yang terjadi di dalam diri siswa. Di dalam proses belajar akan menghasilkan suatu perubahan yang bersifat positif. Semua aktivitas dan prestasi siswa merupakan hasil dari belajar. Sebagai realisasi dari keberhasilan proses belajar salah satunya adalah ditandai dengan hasil belajar yang baik, yang dicapai dari proses belajar-mengajar.
      Setiap siswa pada prinsipnya berhak memperoleh peluang untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan. Tetapi pada kenyataannya tampak jelas bahwa setiap siswa memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar.
      Betapapun seorang siswa memiliki motivasi internal yang sangat kuat untuk belajar, tetapi tetap siswa membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Dalam hal ini orang tua dapat berperan dalam menciptakan suasana yang mendorong anak untuk senang belajar. Hal ini menunjukkan keluarga sangat berperan penting dalam membangkitkan hasil belajar siswa.
Selama ini, orang tua masih menganggap bahwa faktor keberhasilan maupun kegagalan hasil belajar siswa tergantung kepada sekolah dan guru. Padahal sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, salah satunya adalah faktor  lingkungan keluarga.
Merujuk pernyataan di atas, sudah seharusnya keluarga, terutama orang tua mengetahui beberapa aspek pengetahuan dasar yang penting sehubungan dengan tumbuh kembang anak. Oleh karena itu sudah menjadi tanggung jawab keluarga untuk membangkitkan belajar anak, dengan cara memberikan perhatian kapada anak. Maka dari itu fungsi keluarga sangat penting bagi perkembangan anak dan bagi hasil belajar anak.
      Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang peranan perhatian keluarga terhadap hasil belajar siswa di sekolah.

B.     Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini dibagi ke dalam tiga tahapan, yaitu :
1.         Wilayah Penelitian.
Wilayah kajian dalam penelitian ini masuk ke dalam kelompok wilayah kajian psikologi belajar.
2.         Pendekatan Penelitian.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan empirik yang dilakukan secara langsung di lapangan (research).
3.         Jenis Masalah.
                        Jenis masalah dalam penelitian ini adalah peranan perhatian keluarga terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi.

C.    Pertanyaan Penelitian
a.       Bagaimana hasil belajar siswa dalam mata pelajaran biologi?
b.      Bagaimana pengaruh perhatian keluarga terhadap hasil belajar siswa di sekolah?
c.       Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi hasil belajar siswa?


D.    Tujuan Penelitian
a.    Mengkaji hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi
b.   Mengetahui seberapa besar peranan perhatian keluarga terhadap hasil belajar siswa.
c.    Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.

E.     Pembatasan Masalah
a.       Perhatian keluarga
Perhatian keluarga merupakan bentuk peranan keluarga dalam proses belajar anak-anaknya dalam rangka meningkatkan hasil belajar. Dalam meningkatkan hasil belajar, ada beberapa indikator dari perhatian, yaitu: Memberikan fasilitas belajarnya, Membantu dalam belajarnya, Memberikan solusi dalam kesulitan belajarnya, Mengawasi penggunaan waktu belajar dan Mengawasi kegiatan belajar di rumah.
b.      Hasil belajar siswa
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

F.     Manfaat Penelitian
      Manfaat dari penelitian yang peneliti lakukan ini adalah :
a.       Melalui penelitian ini, diharapkan peserta didik dapat membangun pengetahuannya
b.      Untuk menilai seberapa besar peranan keluarga terhadap hasil belajar
c.       Untuk menilai sejauhmana kemampuan guru Biologi dalam menyampaikan materi dapat dipahami siswa.
d.      Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi penelitian berikutnya.

G.    Definisi Operasional
1.      Variabel terikat
                      Variabel terikat dalam penelitian ini, yaitu hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi. Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan siswa setelah ia mendapatkan pengalaman belajar di kelas.
2.      Variabel bebas
       Variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu perhatian keluarga terhadap hasil belajar siswa. Perhatian merupakan bentuk peranan keluarga dalam proses belajar anak-anaknya dalam rangka meningkatkan hasil belajar.

H.    Kerangka Pemikiran     
Dalam kehidupan seorang anak, keluarga memiliki fungsi sebagai interaksi kasih sayang, kehidupan ekonomi, pendidikan anak, perlindungan dan pemeliharaan anak. Keluarga merupakan lembaga pertama di dalam kehidupan seorang anak, tempat ia belajar dan menyatakan dirinya sebagai makhluk sosial.
Orang tua merupakan pendidik yang paling awal yang ditanamkan oleh keluarga bagi anak-anak. Oleh karena itu orang tua memiliki peranan penting bagi pendidikan anaknya. Hubungan orang tua dengan anak sangat penting  dalam menentukan kemajuan belajar anak. Orang tua yang kurang memperhatikan anaknya akan menjadi penyebab penghambat prestasi belajar anak. Kasih sayang, perhatian atau penghargaan kepada anak  akan menimbulkan mental yang sehat bagi anak.
Sehubungan dengan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan atau kegagalan anak dalam proses belajar mengajar sangat  dipengaruhi oleh peranan perhatian  keluarga.
 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perhatian keluarga, sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar siswa. Pada penelitian ini diambil satu kelas, yaitu hanya kelas eksperimen. Untuk lebih jelasnya, kerangka pemikiran dalam penelitian ini bisa dilihat pada bagan dibawah ini :

Peranan keluarga
Pembelajaran di sekolah
 
                             
Hasil belajar siswa
 









I.       Hipotesis
Menurut Hariwijaya (2007:50). Hipotesis adalah ”suatu dugaan jawaban yang paling memungkinkan walaupun masih harus dibuktikan dengan penelitian”. Berdasarkan pendapat tersebut maka penulis merumuskan hipotesis.
 Ha :  Adanya pengaruh antara perhatian keluarga terhadap  hasil belajar siswa di sekolah.





















BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Pengertian Dan Hakekat Belajar IPA Biologi
Sains merupakan pengetahuan yang sistematis (tersusun), urutan dan terorganisir dengan karakter tertentu. Sistematika itu diperoleh berdasarkan temuan fenomena alam sehingga membentuk satu bangunan pengetahuan sains yang memiliki ciri yang khas (DR. Wahidin, 2006: 6).
Dalam kehidupan modern, hampir semua aspek-aspek kehidupan manusia dipengaruhi oleh sains dan tekhnologi. Teknologi berkembang pesat dengan adanya sains yang bisa diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini merupakan kegiatan umpan balik bagi perkembangan sains.
Materi pelajaran merupakan salah satu komponen yang perlu diperhatikan dalam satu program pengajaran. Hal ini karena materi pelajaran merupakan dasar bagi pencapaian tujuan-tujuan dalam pembelajaran (Nuryani Rusman, dkk, 2003 : 58).
Mata pelajaran biologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup yang mana kita bisa dapatkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika dilihat dari segi kondisi di sekolah, khususnya mata pelajaran biologi pada saat sekarang ini masih beraneka ragam, baik dari fasilitas yang tersedia maupun cara guru menyampaikannya. Guru memiliki peranan yang sangat penting, dalam hal ini guru diharapkan mampu merencanakan program belajar-mengajar dengan memanfaatkan peralatan yang tersedia maupun yang berada di lingkungan.
Peran guru bukan lagi sebagai sumber otoritas ilmu pengetahuan, melainkan harus mampu menjadi fasilitor dan mediator kreatifitas dari siswanya. Dalam hal pengajaran, pemahaman murid-murid harus dilandasi oleh pengetahuan.
Jadi pada mata pelajaran biologi tiadak lagi sekedar memberikan pengetahuan melainkan harus pula mampu mengembangkan segala potensi baik nalar, kreatifitas, etos kerja, disiplin, logika berfikir, sistematika berfikir, dan keingintahuan.

B.     Pengertian Dan Indikator Perhatian
Salah satu modus dari jiwa adalah perhatian. Perhatian merupakan pemusatan pikiran yang tertuju pada suatu hal, atau bisa juga dikatakan bahwa perhatian itu adalah aktifitas jiwa.
Keluarga harus memperhatikan setiap anaknya dari berbagai segi, baik itu pada segi sekolah, kesehatan, makanan, belajar, bermain, dan kegiatan rekreasi. Dalam hal ini, orang tua harus melakukannya dengan serempak. Hal ini bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Pekerjaan ini sendiri membutuhkan perhatian yang cukup.
Perhatian adalah bentuk peranan orang tua dalam proses belajar anak-anaknya dalam rangka meningkatkan hasil belajar. Dalam meningkatkan hasil belajar, tentunya kita juga harus mengetahui tentang kriteria dan indikator dari perhatian, yaitu:
1.      Memberikan fasilitas belajarnya
2.      Membantu dalam belajarnya
3.      Memberikan solusi dalam kesulitan belajarnya
4.      Mengawasi penggunaan waktu belajar
5.      Mengawasi kegiatan belajar di rumah

C.    Fungsi Perhatian Keluarga Terhadap Hasil Belajar Siswa
Setiap siswa pada prinsipnya berhak memperoleh peluang untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan. Secara umum, belajar siswa dapat di pengaruhi oleh faktor-faktor internal siswa, eksternal siswa dan pendekatan siswa. Betapapun seorang siswa memiliki motivasi internal yang sangat kuat untuk belajar, tetapi tetap siswa membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Dalam hal ini orang tua dapat berperan dalam menciptakan suasana yang mendorong anak untuk senang belajar.
Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama bagi anak. Keluarga sangat penting peranannya dalam mendorong prestasi belajar siswa. Salah satu bentuk dari peranan keluarga yaitu perhatian keluarga terhadap anak. Perhatian merupakan pemusatan pikiran yang tertuju kepada suatu hal. Perhatian ini dapat dikatakan juga sebagai aktivitas jiwa.  
Hubungan orang tua dengan anak sangat penting sekali dalam menentukan kemajuan belajar anak. Orang tua yang kurang memperhatikan anaknya akan menjadi penyebab penghambat prestasi belajar anak. Kasih sayang, perhatian atau penghargaan kepada anak  akan menimbulkan mental yang sehat bagi anak.
Orang tua merupakan contoh terdekat dari anak-anaknya. Segala sesuatu yang diperbuat orang tua tanpa disadari akan ditiru oleh anak-anaknya. Dalam belajar, seorang anak memerlukan bimbingan dari orang tua, agar sikap dewasa dan tanggung jawab belajar, tumbuh pada diri anak.
Suasana bersemangat harus diciptakan untuk mendorong anak memusatkan perhatiannya dalam belajar, sehingga anak tetap termotivasi dalam belajar. Orang tua bisa membangun semangat anak untuk belajar dengan cara memposisikan diri menjadi teman atau partner bagi anak dalam memahami materi pelajaran anak. Dalam hali ini anak tidak merasa berjuang sendiri ketika pada saat belajar menemukan materi yang sulit, anak akan merasa memiliki teman untuk bersama-sama  mempelajari materi tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, hendaknya keadaan rumah selalu dibuat meyenangkan, tenteram, damai, harmonis. Keadaan keluarga seperti ini bertujuan untuk anak betah tinggal di rumah. Dan keadaan seperti ini akan menguntungkan bagi kemajuan belajar anak dan prestasi belajar anak.

D.    Pengertian Hasil Belajar
Proses belajar-mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang terorganisasi. Sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
 Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.




E.     Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut para ahli pendidikan, hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu faktor internal siswa, eksternal siswa dan pendekatan belajar.
a.          Faktor internal siswa
Faktor internal siswa adalah kondisi individu atau anak yang belajar itu sendiri. Faktor internal meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologis anak dan aspek psikologis anak.
1.   Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, akan menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya tidak terbekas.
Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indra pendengar dan indra penglihat juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan pada saat proses belajar.   
2.    Aspek psikologis
                        Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kulaitas perolehan pembelajaran siswa. Di antara faktor-faktor  psikologis siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial adalah tingkat kecerdasan, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.
1.      Kecerdasan siswa
Menurut Reber dalam Abu Ahmadi, dkk (2005) kecerdasan pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Kecerdasan memegang peranan besar dalam menentukan berhasil atau tidaknya seseorang mempelajari sesuatu atau mengikuti sesuatu program pendidikan. Orang yang lebih cerdas pada umumnya akan lebih mampu belajar daripada orang yang kurang cerdas.
2.      Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif pada saat berlangsungnya proses belajar merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut.
3.      Bakat siswa
Disamping kecerdasan, bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat akan memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu.
4.      Minat siswa
Minat merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggiterhadap sesuatu. Minat sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Seandainya seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu, ia tidak dapat diharapkan akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut. Demikian juga sebaliknya, jika seseorang mempelajari sesuatu dengan minat, maka hasil yang diharapkan akan lebih baik.
5.      Motivasi siswa
Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Pada umumnya hasil belajar meningkat jika motivasi untuk belajar bertambah. Oleh karena itu, meningkatkan motivasi belajar siswa memegang peranan penting untuk mencapai hasil belajar yang optimal. 
b.         Faktor eksternal siswa
Faktor eksternal siswa merupakan faktor dari luar siswa yang meliputi kondisi lingkungan di sekitar siswa. Faktor eksternal siswa terbagi menjadi dua, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.
1.      Faktor lingkungan sosial
Lingkungan sosial siswa yaitu meliputi guru-guru di sekolah, teman bermain, masyarakat, tetangga dan keluarga. Dalam hal ini, lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah keluarga. Sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga, semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil belajar siswa.
2.      Faktor lingkungan non sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, tempat tinggal siswa, alat-alat belajar dan waktu belajar siswa. Faktor-faktor tersebut dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
c.          Pendekatan belajar
Pendekatan belajar merupakan segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Faktor pendekatan belajar ini berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut.   

F.     Keanekaragaman hayati
Setiap spesies memiliki cirri khas masing-masing yang membedakannya dengan spesies yang lain. Di dalam spesies yang sama terdapat keseragaman cirri makhluk hidup, sedangkan antar spesies yang berbeda terdapat keanekaragaman.
A.  Tingkat Keanekaragaman Hayati.
Keanekaragaman hayati bisa terjadi karena dua factor yaitu, factor genetika yang telah dibawa dari induknya serta factor lingkungan yang mempengaruhi organisme pada   perkembangannya. Kedua factor tersebut saling mempengaruhi sifat yang tampak pada organisme sehingga terbentuknya keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem.
1. Keanekaragaman Gen.
  Gen adalah factor pembawa sifat makhluk hidup yang terdapat di dalam benang kromosom. Gen pula yang menghasilkan beberapa sifat yang berbeda. Contoh  keanekaragaman tingkat gen adalah spesies mangga yang terdiri dari mangga gedong, mangga harummanis, mangga cengkir, dll.
Tumbuhan yang sejenis memiliki variasi yang menghasilkan varietas. Tetapi variasi   tidak dapat digunakan sebagai pembeda untuk memisahkan organisme dalam spesies yang berbeda.
2.  Keanekaragaman Spesies
Keanekaragaman spesies adalah perbedaan yang terjadi antasa satu spesies dengan spesies yang lainnya. Contoh keanekaragaman spesies adalah dalam satu family rumput (Gramineae) misalnya terdapat rumput grinting, padi, jagung, dan rumput gajah. Di dalam golongan burung terdapat itik, ayam, bebek, angsa, merpati, dan burung parkit.
3.    Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem adalah interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Tidak semua makhluk hidup bisa berada di lingkungan yang perbedaannya ekstrem, oleh karena itu terbentuklah keanekeragaman tingkat ekosistem. contohnya ekosistem pada rumput, ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem ekosistem pantai, ekosistem sungai, dan ekosistem air laut.
B.       Keanekaragaman Hayati di Indonesia
1.      Indonesia Memiliki Keanekaragaman Hayati Tinggi.
Indonesi terletak di daerah tropic sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Hutan hujan tropis memiliki keanekaragaman hayati 300 kali lebih besar di bandingkan hutan iklim sedang. Hutan hujan tropis memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang sangat tinggi.
2.      Indonesia Memiliki Tumbuhan Tipe Indo-Malaya yang Arealnya Paling Luas.
     Hutan di Indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis, dicirikan dengan kanopi yang rapat dan banyaknya tumbuhan liana. Di Sumatra, Kalimantan, dan Jawa terdapat tumbbuhan endemic yaitu Rafflesia arnoldi.
     Di Indonesia bagian timur, tipe hutannya non-Dipterocarpaceae. Terdapat di Sulawesi sampai Papua, didominasi oleh family ficus  dan matoa. Selain itu, Indonesia juga memiliki beberapa tipe hutan lain seperti hutan kerangas yang terdapat di sela-sela hutan hujan.
3.    Indonesia Memiliki Hewan Tipe Oriental (Asia), Australia, serta Peralihannya.
Peserabaran flora dan fauna yang berada di Indonesia di bagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu :
a.    Fauna Daerah Oriental
Fauna daerah oriental yang tersebar di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan memiliki beberapa cirri, diantarannya : Banyak spesies mammalia besar, Terdapat berbagai macam jenis kera, Terdapat hewan endemic, beruang kecil (bintorung), monyet, tarsius, kukang, dan Burung Oriental warnanya kurang indah tetapi dapat berkicau.
b.      Fauna Daerah Australia
Fauna daerah Australia yang tersebar di Papua, Maluku, Sulawesi, dan Nusa tenggara memiliki beberapa ciri, diantaranya : Mammalian berukuran kecil, Banyak hewan berkantung, Tidak terdapat spesies kera, Jenis burung yang memiliki keberagaman warna.
c.    Fauna Daerah Peralihan
4.      Indonesia Memiliki Banyak Hewan dan Tumbuhan Langka
Beberapa hewan langka yang terdapat di Indonesia diantaranya: Babirusa (Babyrousa babyrussa), Harimau Sumatra (Panthera tigris), Harimau Jawa(Panthera tigris sondaicus), Macan kumbang (Panthera pardus), Orang utan (Pongo sp), Kanguru pohon (Dendrolagus ursinus) dan Maleo (Macrocephalon maleo).
Sedangkan, beberapa tumbuhan langka yang ada di Indonesia diantaranya : Bedali (Radermachera gigantean), Putat (Planchonia valida), Kepuh (Stereula foetida), Bungur (Lagerstroemia speciosa), Nangka celeng (Artocarpus heterophylus), Kluwak (Pangium edule), Bendo (Artocarpus elasticus), Mundu (Garcinia dulcis) dan Sawo kecik (Manilkara kauki).
5.      Indonesia Memiliki Banyak Hewan dan Tumbuhan Endemik
Hewan dan tumbuhan endemic Indonesia adalah hewan dan tumbuhan asli Indonesia dan tidak terdapat di Negara lain. Beberapa contohnya adalah : harimau jawa (Panthera tigris sondaicus), jalak bali putih (Leucopsar rothschildi), badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus),binturong (Arctictis binturong), monyet (Presbytis thomasi), tarsius (Tarsius bancanus), Kukang (Nycticebus coucang), Maleo, dan Komodo  (Varanus komodoensis).
Beberapa tumbuhan endemic Indonesia diantaranya adalah : Raflesia arnoldii (di Sumatra Barat, Bengkulu, dan Aceh) ,R. borneensis (Kalimantan), R. ciliate (Kalimantan Timur), R. horsfilldii (Jawa), R. patma (Nusa Kambangan dan Pangandaran), R. rochussenii (Jawa Barat), dan R. contleyi (Sumatra bagian timur).
C.       Keanekaragaman Hayati Dunia
Keanekaragaman makhluk hidup yang berada dimuka bumi ini dipengaruhi oleh adanya persebaran Sumber daya, serta sumber energy seperti cahaya matahari yang tidak merata untuk semua wilayah di muka bumi ini. Keberagaman suhu dan sumber daya inilah yang menjadi factor keanekaragaman bioma. Setiap bioma memiliki tumbuhan dan hewan tertentu, diantaranya adalah : Tundra, Taiga (hutan boreal), Hutan gugur, Hutan Hujan Tropik, Padang Rumput, Gurun, Bioma Air Tawar dan Bioma Air Laut.
D.      Manfaat Keanekaragaman Hayati bagi Manusia
Keanekaragaman hayati sangat besar manfaatnya bagi manusia, diantaranya yaitu : Sumber Pangan, Perumahan, dan Kesehatan, Sumber Pendapatan, Sumber Plasma Nutfah, Manfaat Ekologi, Nilai Biologis, Manfaat Keilmuan dan Manfaat Keindahan.
E.       Dampak Kegiatan Manusia Terhadap Keanekaragaman Hayati
1.      Aktivitas Manusia yang Menurunkan Keanekaragaman Hayati
Aktivitas yang dilakukan manusia dapat mengakibatkan menurunnya atau bahkan punahnya suatu jenis organisme. Factor-faktor yang mempengaruhi kepunahan keanekaragaman hayati adalah: Perusakan Habitat, Penggunaan Pestisida, Pencemaran, Perubahan Tipe Tumbuhan, Masuknya Spesies Tumbuhan dan Hewan Liar, Penebangan Hutan dan Seleksi.
2.      Aktivitas Manusia yang Meningkatkan Keanekaragaman Hayati
Kegiatan manusia yang dapat meningkatkan  keanekaragaman hayati seperti penghijauan, pembuatan taman kota, dan pemulian. Penghijauan tidak hanya menanam tetapi lebih penting adalah memelihara tanaman, selain itu juga dapat meningkatkan oksigen di alam.
F.      Konservasi (Perlindungan) Keanekaragaman Hayat
1.   Ruang Lingkup Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
Ruang lingkup konservasi sumber daya alam hayati antara lain : Mencegah ladang berpindah dan melatih penduduk agar dapat bertempat tinggal secara menetap, Mengatur, mengawasi, dan mengendalikan penebangan hutan, Melakukan penghijauan dan reboisasi, Mengadakan reservasi hutan, Mengadakan preservasi hutan, Melakukan pelestarian in situ dan ex situ, Penangkapan ikan atau hewan sebaiknya dilakukan secara musiman, Mengupayakan keanekaragaman makanan.
2.   Bentuk-Bentuk Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
Bentuk-bentuk konservasi sumber daya alam hayati antara lain : Taman Nasional, Cagar Alam, Hutan Wisata, Taman Hutan Raya, Taman Laut, Wana Wisata, Hutan Lindung Dan Kebun Raya.

























BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.      Waktu  dan tempat penelitian
            Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian selama 2 bulan di SMA NU Alqur’aniyah kabupaten Indramayu.

B.       Kondisi Umum Wilayah Penelitian
1.      Kondisi obyektif lokasi penelitian
            SMA NU Alqur’aniyah terletak di desa dukuhjati, SMA ini letaknya sangat strategis karena mudah terjangkau.
            Sarana dan fasilitas merupakan segala fasilitas yang sangat menunjang terhadap keberhasilan program pendidikan yang ingin dicapai. Dalam hal ini SMA NU Alqur’aniyah memiliki gedung yang cukup menunjang proses belajar-mengajar.
            Jumlah pendidik yang ada di SMA NU Alqur’aniyah pada saat ini berjumlah 18 orang berikut kepala sekolah. Dan keadaan karyawan TU di SMA NU Alqur’aniyah berjumlah 8 orang. Sedangkan keadaan siswa SMA NU Alqura’niyah tahun pelajaran 2010/2011 seluruhnya berjumlah 120 yang terdiri dari kelas X sampai XII.
2.      Kondisi pembelajaran di lokasi penelitian
            Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SMA NU Alqur’aniyah dilaksanakan pada pagi hari dimulai pada pukul 07.00 sampai 13.30. Jumlah jam pelajaran setiap harinya sebanyak 8 jam pelajaran, dengan ketentuan waktu 40 menit setiap satu jam pelajaran.
            Proses pembelajaran Biologi yang diterapkan dilokasi penelitian masih menggunakan metode klasik seperti ceramah dan diskusi, siswa jarang sekali melakukan praktikum atau observasi yang kaitannya berhubungan langsung dengan alam. Proses pembelajaran Biologi lebih sering diterapkan menggunakan pembelajaran verbal yang hanya menitik beratkan pada penilain dan kemampuan siswa secara kognitif saja.


C.      Desain Penelitian
Pada penelitian ini, desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah eksperimen semu yang dilakukan dengan hanya menggunakan  kelas eksperimen.
 Penelitian eksperimen semu bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraaan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebbenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan memanipulasikan semua variable yang relevan.
D.      Prosedur Penelitian
            Prosedur penelitian dilakukan bertahap guna mempermudah arah penelitian. Dan penelitian ini dilakukan beberapa tahap yaitu:
1.      Tahap persiapan, dalam tahap ini penyusunan dimulai dari pembuatan proposal penelitian, kemudian diseminarkan. Studi pendahuluan ketempat penelitian guna mengetahui keadaan sekolah yang akan dijadikan penelitian.
2.      Tahap pengumpulan data, pada tahap ini meliputi berbagai kegiatan mulai dari penyusunan instrument penelitian, studi pokok bahasan, studi penguasaan konsep, studi lingkungan, analisis pokok bahasan, deskripsi alat evaluasi.
3.      Tahap uji coba penelitian pada tahap ini penulis melakukan uji coba tes dan angket.
4.      Tahap analisis data, pada tahap ini penulis melakukan analisis data yang diperoleh dari tes angket.
5.      Tahap pembuatan laporan merupakan tahap akhir untuk dimasukkan dalam hasil dan pembahasan.
                 Berdasarkan keterangan prosedur penelitian diatas, secara skematis dapat dilihat di bawah ini :
      
Kelas eksperimen
Tes
Angket
Pengambilan data
Uji coba instrumen
Pembuatan instrumen
Studi pendahuluan
Studi empirik
Studi pustaka

Laporan
Analisis data
 












E.       Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian
1.      Sumber Data
a.       Sumber data teoritik yaitu berbagai sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari artikel, internet maupun buku-buku yang berhubungan dengan pembahasan penelitian.
b.      Sumber data empirik yaitu sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari pelaksanaan observasi langsung ke objek penelitian (SMA NU Alqura’niyah - Indramayu).
2.      Populasi dan Sampel
a.       Populasi
      Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya, (Sudjana, 2005).
      Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA NU Alqura’niyah - Indramayu yang berjumlah 40 siswa.
b.      Sampel
      Sampel sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, (Sugiyono, 2010).
      Dalam penelitian ini, penulis menggunakan All sampling, yaitu dengan menggunakan  seluruh siswa kelas X sebagai kelas eksperimen.
3.      Teknik Pengumpulan Data
       Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan:
a.       Tes
      Tes ini dilakukan untuk mengukur seberapa besar pemahaman pelajaran biologi dan penguasaan pelajaran biologi ketika sebelum dan sesudah proses belajar mengajar.
b.      Angket
      Angket merupakan alat pengumpulan data yang berupa serangkaian daftar pertanyaan untuk dijawab responden. Teknik angket dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan yang jawabannya sudah tersedia. Tujuan dari penyebaran angket ini untuk mengetahui seberapa besar perhatian keluarga terhadap hasil belajar siswa.
4.      Teknik Analisis Data
                  Untuk mendapatkan instrumen yang baik, maka instrumen tersebut perlu diadakan pengujian tentang validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran  dan regresi.
a.          Uji Validitas
        Suharsimi Arikunto (2006) mengatakan bahwa sebuah instrumen valid apabila instrumen tersebut mampu mengukur suatu tujuan tertentu yang sejajar dengan materi dan sesuai dengan kurikulum.
b.         Uji Reliabilitas
             Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data (Suharsimi Arikunto, 2006). Instrumen dikatakan memiliki reliabilitas apabila cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur data.
c.       Daya pembeda
      Daya pembeda menunjukan sejauh mana tiap butir soal mampu membedakan siswa yang menguasai materi dan siswa yang tidak menguasai materi.
d.      Tingkat kesukaran
      Tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut.
e.       Uji regresi
      Uji regresi dilakukan untuk  mengetahui ada tidaknya pengaruh dari data hasil dari penelitian dan untuk mengungkapkan seberapa besar kekuatan pengaruh antar variabel.







5.      Jadwal Penelitian
           
No
Jenis Kegiatan
Januari
Februari
1.
Survai pendahuluan


2.
Observasi


3.
Pengurusan perijinan


4.
Penelitian


5.
Uji coba instrument


6.
Analisia data


7.
Penyusunan laporan






















Daftar Pustaka

Abdurahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta
Azerrad, Jacob. 2005. Membangun Masa Depan Anak. Bandung : Nuansa
Cartono. 2007. Metode dan Pendekatan dalam Pembelajaran SAINS. Bandung: UPI Press
Ekomadyo, Ike Junita. 2005. Prinsip Komunikasi Efektif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Hariwijaya dan Triton. 2007. Teknik Penulisan Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Oryza
Mohamad Ali dan Mohamad Ansori. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara
Nuryani, Rustam. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung : JICA UPI
Soemanto, Wasty. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sudjana, Nana. 2009.Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfa Beta
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Sukmara, Dian. 2007. Implementaasi Life Skills dalam KTSP. Bandung: Mughni Sejahtera Syah,
Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi pendidikan. Bandung: Rosdakarya
 . 2009. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers
Wahidin. 2006. Metode Pendidikan Ilmu Pengetahuan. Bandung: Sangga Buana






ANGKET UNTUK SISWA

Petunjuk
1.      Kejujuran saudara dalam menjawab angket, dapat membantu kelancaran penelitian
2.      Kerahasiaan jawaban saudara kami jaga
3.      Jawaban saudara tidak mempengaruhi nilai
4.      Jawaban dengan cara memberikan tanda silang (x) pada huruf a, b, c dan d.

BUTIR-BUTIR ANGKET
1.      Apakah orang tua anda memperhatikan anda dalam belajar di rumah?
a.       Selalu                                      c. Jarang
b.      Sering                                      d. Tidak pernah
2.      Apakah orang tua anda mengawasi anda dalam belajar di rumah?
a.       Selalu                                      c. Jarang
b.      Sering                                      d. Tidak pernah
3.      Apakah dengan perhatian dan pengawasan yang diberikan orang tua, dapat mengenali kesulitan belajar anda?
a.       Selalu                                      c. Jarang
b.      Sering                                      d. Tidak pernah
4.      Apakah orang tua membantu anda dalam kesulitan belajar anda?
a.       Selalu                                      c. Jarang
b.      Sering                                      d. Tidak pernah
5.      Apakah orang tua anda melakukan kontrol terhadap tugas anda yang diberikan guru di sekolah?
a.       Selalu                                      c. Jarang
b.      Sering                                      d. Tidak pernah
6.      Apakah orang tua anda menyediakan fasilitas belajar anda?
a.       Selalu                                      c. Jarang
b.      Sering                                      d. Tidak pernah
7.      Apakah orang tua anda melakukan perhatian terhadap hasil ulangan anda pada mata pelajaran biologi?
a.       Selalu                                      c. Jarang
b.      Sering                                      d. Tidak pernah
8.      Apakah orang tua anda melakukan bantuan dan bimbingan dalam belajar?
a.       Selalu                                      c. Jarang
b.      Sering                                      d. Tidak pernah
9.      Apakah orang tua anda melakukan pengawasan terhadap teman belajar anda?
a.       Selalu                                      c. Jarang
b.      Sering                                      d. Tidak pernah
10.  Apakah dengan dimilikinya hasil prestasi anda dalam pelajaran biologi, anda merasa senang? 
a.       Ya                                           c. Sedang
b.      Biasa saja                                d. Tidak senang                                  













Kisi –kisi instrument angket

Variable
Sub variable
Indicator
No item
Perhatian orang tua terhadap belajar anaknya
1.                 1. Peran orang tua






2.                 2. Fasilitas belajar




3.                 3. Pengawasan
a.  perhatian
b.  pengawasan belajar
c.  pengenalan kesulitan belajar
d.  bantuan mengatasi kesulitan belajar
e.  kontrol tugas

a.  penyediaan sarana dan    prasarana belajar
b. evaluasi hasil ulangan
c.  bantuan bimbingan belajar

a.  pengawasan teman anak
b.  hasil belajar
1
2
3
4

5

6

7
8

9
10










Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Bentuk Tes

Mata pelajaran             : IPA Biologi
Pokok Bahasan           : Keanekaragaman hayati
           Kelas/ Semester            : X/II
           Jumlah soal                   : 15
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Aspek Intelektual
Jumlah soal
C1
C2
C3

    Memahami  manfaat keanekaragaman hayati
      Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem melalui kegiatan pengamatan


Mengkomunikasikan keanekaragaman hayati Indonesia dan usaha pelestarian serta pemanfaatan SDA

siswa mampu memahami konsep keanekargaman gen, jenis dan ekosistem



Siswa mampu menjelaskan fungsi keanekaragaman hayati
Siswa mampu menjelaskan usaha pelestarian  SDA





13, 4






1.











10
14





8,9
12


2,3
5,
11









6,7

15